Selasa, 29 April 2014



Bermulai ketika libur kami bertemu di acara liburan ke gunung bromo yang diadakan sebuah tempat kursus, sebelumnya kami tidak mengenal satu sama lain hanya sesekali bertatap muka saling berpandangan dan sedikit berbicara, hari itu dia terlihat lebih banyak diam dan berbicara kepada teman temannya saja tapi justru karena dia diam itu entah mengapa membuatku tertarik. Pertemuan berakhir hari itu karena harus pulang dan berbeda jalan menuju kos kosan.
Keesokan harinya lagi lagi aku bisa melihat dia cowok diam itu cowok yang merebut semua pandangan ku hanya tertuju padanya tapi sayang setelah hari itu keesokan harinya dia pulang ke kota asalnya karena masa kursusnya yang telah habis dan entah ada keajaiban apa aku bisa mengantarkan ke stasiun melihat wajahnya di menit menit terakhir melihat senyum dan tawanya yang sangat aku sukai dan aku rindukan hingga hari ini.
Keesokan harinya ketika dia sudah berada di rumah tanpa disangka dia menghubungi ku lewat jejaring sosial karena sebelum dia pulang kami sempat bertukar nama di jejaring sosial. Akhirnya sejak saat itu kami berkomunikasi melalui sosial network itu setiap hari sampai ketika suatu hari jaringan di sekitar ku kurang mendukung untuk membalas pesannya kemudian aku menawarkan kepadanya untuk mengirim sms saja dan akhirnya kami bertukaran nomer hp dan berganti menjadi komunikasi via sms, setiap hari dipenuhi canda tawa bahkan tak jarang orang orang mengatakan isi sms kami lebih mirip seperti novel karena selalu panjang dan penuh tawa.
Tanpa disadari sudah 2 minggu sejak kepulangannya ke kota asalnya dan aku pun memiliki kesempatan menyusulnya hanya bermodalkan nekat dan buta perjalanan aku berangkat dari stasiun kediri kota menuju bandung yang ditempuh selama 14-15 jam, namun bukan takut yang aku rasakan ketika berangkat mengingat karena baru pengalaman pertama aku berangkat sendiri melainkan aku membayangkan bahagianya ketika bisa bertemu dengannya nanti rasa takut itu seolah olah sirna walaupun masih ada.
Keesokan harinya subuh aku tiba di bandung kemudian menyusuri jalanan menuju tempat teman ku hanya bermodalkan informasi. Besoknya kami pergi ke sukabumi setelah berjalan jalan sebentar di bandung karena macet perjalanan itu ku rasakan cukup panjang hanya untuk bertemu seseorang yang bukan siapa siapa kala itu.
Kami tiba malam hari dan langsung bertemu di salah satu tempat makan walaupun dia terlambat dan membuat ku cemas namun beberapa saat kemudian kamu datang dengan senyum yang khas iya senyum itu yang selalu aku rindukan dan selalu ingin aku lihat. Besoknya kita menghabiskan waktu seharian dari siang sampai malam kita main, makan, solat bareng, makan es krim bareng semuanya terasa sangat manis walaupun cuma sehari namun saat itu tidak sesuai dengan bayanganku yang bisa bebicara banyak denganmu, kamu mengacuhkan ku dan membiarkan ku berjalan seorang diri, saat itu yang aku pikirkan hanya “apakah kamu tidak bisa merasakan kesempatan langka untuk bertemu dengan ku ini sehingga kamu sia siakan?” aku pun mulai bertanya tanya namun saatnya malam itu aku harus kembali ke bandung karena besoknya sudah harus kembali ke pare, kediri. Tentunya pulang dengan sedikit rasa kecewa namun semua itu tidak terlalu mengangguku dibandingkan dengan bisa melihat senyumnya.
Kedekatan kami pun berlanjut seperti biasa berkomunikasi lewat sms dan banyak yang kami lalui bersama dari ulang tahun ku via sms, semangat tes masuk universitas via sms, takecare ketika aku pulang kebanjarmasin via sms, lebaran via sms, take care keberangkatan dia mengunjungi kakaknya di jerman via bbm dan jujur saat itu aku merasa sulit berkomunikasi dengannya dikarenakan perbedaan waktu dan kami hanya mengirim pesan 1 hari 2 kali tapi tetap dilewati dengan penuh canda alhamdullilah.
Sekitar 2 bulan kami dekat akhirnya september sebelum dia ulang tahun dia mengutarakan perasaannya dengan cara yang lucu menurutku yaitu:
“aku mau tanya boleh ?”
“nanya apa? Tanya aja” aku menjawab
“selain dengan ku apa kamu juga dekat dengan cowok lain ?”
“tidak memang kenapa?” jawabku dengan bingung kemudian bertanya lagi
“kalau ld nya pakai r kamu mau ?”
“maksudnya?” tentu aku kurang mengerti dengan pertanyannya
Akhirnya dia menjelaskan “kalau long distance nya pakai realitionship?”
Tidak butuh waktu lama aku langsung menjawab iya tentunya hari itu hari yang paling bahagia, lucu, cemas dan ragu.
Ragu karena sekarang kami menjalani ldr, apa kami bisa? Apa dia bisa menjaga hatinya untukku? Semuanya menggangu pikiranku ditambah lagi dengan rasa kangen ku yang terkadang memuncak hingga sering aku menetes air mata tanpa diketahuinya belum lagi ditambah omongan omongan orang yang berkata padaku
“kenapa mau ldr?”
“yang dekat aja bisa selingkuh apalagi yang jauh loh”
“ldr itu sama aja kaya jomblo loh”
“disini banyak kok cowok yang lebih dekat dan lebih ganteng dari dia”
Tapi justru dengan pertanyaan pertanyaan itu yang membuat ku semakin kuat dan yakin tidak akan berpaling darinya apapun yang terjadi karena tidak mudah bagiku menjalani semua ini masa harus dihancurkan hanya karena alasan klise seperti itu aku takkan menyerah melawan jarak ini aku juga berharap dia sama karena kita tau kita kuat dan selalu semangat
Komunikasi memang hal yang paling diutamakan dan pertengkaran adalah hal yang paling kami jauhkan walaupun tidak mungkin kami tidak pernah membuat kesal namun kembali lagi karena kami jauh masa iya kami harus bertengkar bukankah itu akan menambah sulit keadaan dan kami mencoba terbuka satu sama lain dan selalu memaafkan kami mampu berjuang bersama apapun yang terjadi nanti insyallah karena pada dasarnya tidak ada hubungan yang berjalan baik baik saja apalagi ldr .
-harapku kita bisa bertahan dan berjuang bersama dan takkan terpisah apapun yang tejadi kelak dan aku harap cintamu juga sebesar cintaku sayang

0 komentar:

Posting Komentar