Selasa, 29 April 2014



Dunia begitu indah bagi ku, setiap detik dalam hidup ku begitu berarti saat aku mengenalnya dan menjadi kekasih hatinya, bagaimana tak ku katakan seperti itu, dia lelaki yang bernama Zul fikar dan biasa aku sapa dengan sebutan ival mewarnai hidup ku dengan caranya.
Hari ini adalah hari jadi kami yang ke lima tahun, banyak cerita yang kami ukir ada tangis, tawa, cemburu dan curiga melengkapi perjalanan kisah cinta yang kami bangun.
07 agustus 2009
Menjadi hari bahagia kami, di mana hari ini kami terikat dalam sebuah pernikahan, tak ada acara mewah seperti pesta pernikahan pada umumnya, akad nikah kami di hadiri hanya oleh beberapa kerabat saja, yang membuat aku sedih tak ada Ayah dan Ibu serta orangtua Ival menyaksikan saat kami syah menjadi pasangan suami istri.
Seminggu setelah acara itu Ibu mertua ku datang meminta Ival meninggalkan ku,
“saya mau kalian bercerai” pinta mertua ku dengan lantang pada ku
“kenapa kami harus bercerai?” tanya ku menahan emosi
“karena kalian berbeda” jawabnya dengan begitu jelas di kuping ku, membuat ku serasa tak menginjakkan kaki lagi di bumi, perbedaan sosial memaksa kami untuk berpisah, mengapa harus ada perbedaan ini.
Dengan wajah pucat aku berlari menuju kamar ku menumpahkan air mata ku di pelukan suami ku yang sedang tertidur pulas.
“kamu kenapa?” tanyanya menghapus air mata ku
“apa benar kita harus berpisah?”
“siapa yang mengatakan itu pada kamu?”
“Ibu kamu” jawab ku singkat masih dengan air mata ku.
Usia pernikahan kami telah 21 hari, tak ada masalah yang begitu besar menerpa rumah tangga kami. Namun, mengapa tiba tiba dia menghilang tak memberi kabar sampai akhirnya aku menemui dia di sebuah rumah kost dekat dari kampusnya, terkejutnya aku bukan main ketika ku minta dia kembali pada ku dan menjelaskan mengapa dia meninggalkan ku tanpa kabar, bukan pelukan hangat yang aku dapat. Tapi rasa sakit yang seakan membuat ku lumpuh.
“mulai detik ini kita bukan suami istri lagi” ucapnya tanpa perduli bagaimana perasaan ku saat ia menjatuhkan talak pada ku di depan sahabatnya,
“kenapa kau lakukan ini?” tanya ku menahan dengan bercucuran air mata
“karena kita berbeda!”
“oke, aku mau diceraikan oleh kamu. Tapi, kita harus selesaikan di pengadilan” kata ku menatapnya tajam,
“kita ini bukan artis, jadi buat apa ke pengadilan, intinya hari ini kita sudah bercerai” pernyataan terakhir yang ku dengar dari bibirnya dan kemudian dia meninggalkan ku sendiri terduduk di hadapan pintu kamarnya.
Mengapa pernikahan ini hanya bertahan 21 hari? kenapa harus berakhir karena perbedaan?.
TAMAT
Cerpen Karangan: Ayu Wulandari
Facebook: Mullan Wullan

0 komentar:

Posting Komentar